Restu Nur Wahyudin

-Teacher, Writer, and Adventurer-

Distorsi Waktu

Leave a Comment

Embun pagi menyusup masuk di antara bilik-bilik using
Resapannya mengusik kulit-kulit nan pucat
Angin mengucap salam di balik pintu
Sedang aku masih saja bergelut pada puncak mimpi yang pecah
Tentang kamu, tentang tangis perpisahan serta
Rentetan kata yang kau patri di pelipisku
--
Gelegar, aku terpental
bangkit hingga menggesek-gesek kelopak
yang kutahu dua diantaranya memudar
(Bangun, Euforia Cahaya)


Kau, lebihnya adalah sosok pembual gradasi waktu
membawaku bersama
Pikiran yang masih tersangkut di atas angan
Entah dan entah sampai kapan engkau menghilang
Sampai terang, bukan ?

Akar pinus, 2010
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar