Restu Nur Wahyudin

-Teacher, Writer, and Adventurer-

Pembelajaran Berkesinambungan

Leave a Comment

"To Seek and to Behold" by Chidi Okoye

Keilmuan yang didapat siswa di sekolah, sejatinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Pendidikan dalam hal ini merupakan proses kontinuitas yang berdampak pada perkembangan keilmuan siswa. Melalui pendidikan, siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya sehingga mereka dapat hidup mandiri.

Pendidikan kecakapan hidup kiranya mampu menunjang siswa dalam proses pengembangan keilmuannya. Kecakapan hidup adalah proses yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan belajar (learning how to learn). Manfaat dari kecakapan hidup ini adalah keterampilan siswa mampu menunjang masa depan dan kehidapannya.

Kecakapan Hidup dalam PBI

Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa, baik itu lisan maupun tulisan. Terkait hal tersebut, Pembelajaran Bahasa Indonesia (PBI) dinilai sangat penting untuk manusia.

Kecakapan hidup dalam PBI dapat dikatakan tepat karena pada prinsipnya pembelajaran bahasa Indonesia tidak bertujuan untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa, tetapi siswa memiliki kemampuan berbahasa untuk pelbagai keperluan komunikasi. Kemampuan berbahasa tersebut adalah kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Kemampuan berbahasa lahir dari proses PBI. Ketika siswa memiliki kemampuan berbahasa, dapat berdampak pada implementasi siswa di kehidupan sosial. Misalkan, siswa yang cakap berbicara akan mudah untuk menjadi seorang orator, siswa yang mahir menulis akan mudah untuk menjadi sastrawan.

Penerapan kontinu

PBI dengan menggunakan pendekatan kecakapan hidup, sejatinya bukanlah proses yang parsial. Siswa akan berkembang secara kontinu setelah diajarkan oleh guru terkait materi-materi kebahasaan.

Ambil contoh ketika guru akan memberikan materi dengan kompetensi dasar; siswa mampu memberikan tanggapan secara lisan dari sebuah permasalahan. Maka yang pertama dilakukan oleh guru adalah menentukan kegiatan agar kompetensi dasar tercapai. Kegiatan yang cocok untuk digunakan adalah diskusi kelompok. Sebelumnya guru mengidentifikasi terlebih dahulu kemampuan awal siswa untuk kemudian dibagi kedalam beberapa kelompok belajar. Ketika belajar, guru menilai kemampuan siswa secara personal. Guru mengarahkan diskusi tersebut dan menghubungkannya dengan realitas yang terjadi di sekitar kehidupan siswa. Di akhir kegiatan, guru memberikan evaluasi sumatif terkait pengalaman siswa dalam belajar berdiskusi.

Dari pengalaman siswa dalam belajar tersebut, perlahan secara alami akan terasa manfaatnya di kehidupan siswa. Siswa akan cakap dalam mengeluarkan pendapat secara lisan dan cenderung mudah berkomunikasi.

*Restu Nur Wahyudin. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung. Volunter di Cipandan Education Syndicate.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar