Restu Nur Wahyudin

-Teacher, Writer, and Adventurer-

Renovasi Rumah Maya

Leave a Comment

Ramadan bulan penuh berkah. Bulan penuh ampunan. Bulan kala manusia merefleksikan perjalanan hidupnya. Mengalpakan diri dari gemerlap duniawi agar lebih dekat dengan Ilahi. Kita menjadi produktif beribadah. Masjid-masjid ramai jamaahnya. Di tiap penjuru, lantunan pembaca Quran merdu suaranya. 

Ramadan juga mengajarkan kita agar disiplin. Menahan godaan nafsu, lapar, dan haus mulai dari terbit hingga terbenam matahari.

Dan Ramadan membuat yang putus, bertaut kembali. Manusia-manusia yang hijrah, pulang ke tanah kelahiran. Silaturahmi dengan sahabat dan saudara. Percakapan menjadi menu pada setiap pertemuan. Bertukar kisah tentang perjalanan dan kenangan.

Karena bulan kemenangan ini juga saya bisa silaturahmi dengan kawan-kawan yang lama tak jumpa. Teman-teman sekolah dan kuliah. Saya yang beraktivitas di Depok, tentu memanfaatkan momen pulang kampung ke Bandung untuk melakukan sejumlah pertemuan.

Dua di antara sekian banyak kawan yang saya temui adalah Gian Giana dan M. Latief Faedah. Gian adalah kawan SMA saya dan Latief adalah kawan kuliah. Dua sahabat saya ini sangat ahli dalam dunia IT. Berbincanglah saya dengan mereka pada pertemuan yang berbeda. Berbagi cerita tentang aktivitas dan harapan-harapan saya dalam dunia pendidikan.

Salah satu yang menjadi harapan saya adalah terus menuliskan pengalaman-pengalaman menjadi guru di sekolah. Mengapa perlu ditulis? Pertama, karena saya pelupa. Ada setumpuk keseruan dalam mengajar. Mulai dari menghadapi penghuni kelas yang berisik, anak yang manja, atau mengemas kegiatan sekolah yang kreatif. Nah, dengan menulis maka saya bisa mengingat langkahnya.

Kedua, karena menulis membuat saya berkaca diri. Melalui teks, saya kadang berkeluh kesah tentang permasalahan menghadapi siswa. Namun, di luar teks itu sendiri, alam bawah sadar saya selalu bertanya, Apakah sudah ideal mengajarkan siswa? Tepatkah metode pembelajaran yang digunakan? Jika kita mempermasalahkan siswa, apakah siswa layak mempermasalahkan kita? Dari sana saya membaca literatur dan mencari pintu keluar dari masalah. Saya belajar menjadi teladan bagi siswa.

Beberapa pengalaman tersebut, saya tulis dalam blog pribadi. Hanya saja, tata letak rumah maya milik saya ini sangat amburadul. Ibarat rumah, tempat tidur saya simpan di ruang tamu. Alat masak saya simpan di kamar tidur. Tampak kurang menarik untuk dikunjungi.

Mendengar cerita saya, Gian dan Latief membantu untuk merenovasi rumah maya ini. Gian membantu tata letak template blog saya. Postingan dikelompokkan berdasarkan rubrik agar tidak tercecer. Rubrik dalam blog saya ini dikelompokkan menjadi esai, puisi, cerpen, dan resensi.

Lain lagi dengan Latief, ia membantu saya mengubah domain semula .blogspot.com menjadi .net. Katanya, net berarti network, agar sesama pemilik blok pribadi dapat berjejaring. Walhasil, jadilah blog pribadi saya yang telah diperelok, berandarestu.net.

Berkah Ramadan tahun ini adalah rumah maya saya telah direnovasi. Momen tepat pasca Ramadan yang mengajarkan kita untuk disiplin dan produktif. Kelak akan saya bangun perpustakaan pada rumah saya ini. Perpustakaan yang dapat disinggahi bagi anak semua bangsa.

Agar gembira, dan berbagi. Agar merdeka dari jajahan kemalasan.


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar