
Sudah menjadi tradisi sejak masa lampau, individu yang merasa tertindas hak-hak hidupnya akan mengadakan perlawanan. Baik secara berkoloni maupun perkapita, yang jelas melalukan perlawanan. dalam hal berkoloni, individu kerap melalukan suatu perlawanan yang biasa kita kenal demonstrasi atau aksi. Munculnya gerakan perlawanan mahasiswa adalah satu keharusan guna mempertahankan hak-hak rakyat yang terampas.
Patut disadari, bentuk dari demonstrasi tersebut tak selamanya sesuai dengan apa yang diinginkan. Tidak sedikit demonstrasi yang kerap disisipi oleh interfensi dari oknum yang ingin memperkeruh suasana. Hasilnya jelas, output demonstrasi tersebut bisa berakhir dengan kekerasan.
Seiring dengan modernisasi jaman, makin terlihat sifat individualis dalam diri beberapa orang. Sifat yang lebih mementingkan apa yang dia rasakan, mengacuhkan apa yang orang lain rasakan. Dalam hal ini, demonstrasi kerap dianggap skeptis.
Mahasiswa kerap disalahartikan sebagai demonstran yang cenderung meresahkan. Padahal, apa yang disuarakan oleh para demonstran tersebut bisa saja memperjuangkan hak-hak yang berkaitan dengan orang yang antipasti terhadap demonstrasi.
Maka, demonstrasi perlulah menjaga jarak dari tindak kekerasan. Pun harus peka agar tidak terjadi interfensi, yang jelas aspriasi dapat tersampaikan, dan tidak mengganggu aktifitas dari individu lainnya. (RNW)
0 komentar:
Posting Komentar