Restu Nur Wahyudin

-Teacher, Writer, and Adventurer-

Mengarifi Manfaat Puasa

2 comments


Marhaban yaa Ramadhan. Selamat datang bulan ramadhan. Bulan penuh berkah bagi umat muslim di dunia. Bulan di mana pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka selebar-lebarnya.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa" (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).

Dari hadits di atas, dapat disimpulkan seberapa utamanya beribadah di bulan ramadhan. Khusus untuk ibadah puasa, sebulan lamanya kita akan ditempa untuk menahan hawa nafsu, makan, dan minum dari mulai terbit sampai terbenamnya matahari. Sebuah momentum penting yang sarat akan manfaat di dalamnya.

Manfaat Puasa

Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya “Al Ibadah Fil Islam”, mengungkapkan terdapat lima manfaat berpuasa yang bisa kita rasakan.

Pertama, menguatkan jiwa. Akhir-akhir ini kita sering melihat ulah para elite yang tergoda nafsunya oleh gelimang harta. Tidak sedikit dari mereka menggunakan praktik kotor semisal korupsi. Kondisi demikian, membuktikan bahwa jiwa manusia bisa dikuasai oleh hawa nafsu.

Inti dari ibadah puasa adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Jika manusia sanggup mengendalikan hawa nafsu, maka akan membuat jiwa menjadi kuat. Manusia akan memperoleh derajat yang tinggi dan mampu mengetuk pintu amal hingga segala doanya dikabulkan oleh Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman, "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS. An Nazii'at: 40 - 41).

Kedua, mendidik kemauan. Rasulullah Saw menyatakan bahwa puasa itu setengah dari kesabaran. Berkaitan dengan pendapat tersebut, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima.

Dengan kekuatan tersebut, seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai kenikmatan duniawi. Selain itu, kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim teguh berprinsip dan tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialaminya sangat sulit.

Ketiga, menyehatkan badan. Di samping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi.

Mereka berkesimpulan, bahwa pada saat-saat tertentu perut memang harus diistirahatkan. manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.

Keempat, mengenal nilai kenikmatan. Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tetapi banyak pula manusia yang tidak mensyukurinya. Padahal jika saja manusia mau memerhatikan dan merenungi apa yang diperolehnya, maka akan begitu terasa nilai kenikmatan hidup.

Melalui puasa, kita ditempa untuk menahan diri dari lapar dan haus mulai dari terbit sampai terbenam matahari. Di sinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur.

Kelima, mengingat dan merasakan penderitaan orang lain. Merasakan lapar dan haus saat berpuasa pun dapat memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Kita dapat merasakan betapa beratnya menjadi seorang bocah palestina yang kehausan di tengah konflik. Atau kita dapat merasakan rasa lapar seorang gelandangan karena tidak mampu membeli makanan. Dari sinilah sejatinya solidaritas itu tumbuh dalam nalar umat muslim.

Dari berbagai manfaat tersebut, sudah sepantasnya kita melaksanakan ibadah puasa dengan kegembiraan. Hendaknya kegembiraan tersebut harus kita tunjukkan dengan semangat dan upaya yang maksimal. Sehingga kita bisa melaksanakan ibadah puasa dengan ringan dan penuh kenikmatan.

Sejatinya bulan ramadhan harus dijadikan momentum untuk mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga, dan masyarakat ke arah yang sebih baik. Sesuatu yang sangat penting bagi bangsa dan negara Indonesia di tengah karut-marutnya moral para elite politik. (Restu Nur Wahyudin. Mahasiswa UPI Bandung. Kepala Departemen Jaringan Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK) UPI).



Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

2 komentar:

  1. Wah, kenapa alinea terakhir harus kecil segala? :?
    *selamat menunaikan ibadah puasa semoga kita mendapat kemenangan*

    BalasHapus
  2. oke sandy, kesalahan teknis. Sama-sama, selamat menjadi Para Pencari Tajil (PPT) bro..

    BalasHapus